Varitas Produk Jagung
Input
Penggunaan varietas unggul memiliki peran dalam peningkatan produktivitas yaitu produksi persatuan luas dan ketahanannya terhadap hama dan penyakit.
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih varietas, antara lain:
• kesesuaian tanah dan iklim
• daya toleransi terhadap hama, penyakit, kekeringan, keasaman tanah
• pola tanam dan tujuan penanaman
• kesukaan (preferensi) petani terhadap karakter jagung seperti umur tanaman dan warna biji
Proses
Beberapa Jenis Varitas Jagung:
1. Benih lokal : benih yang dihasilkan oleh petani dari hasil penanaman untuk konsumsi.
2. Benih komposit: termasuk benih unggul. Benih komposit dihasilkan dari tanaman jantan dan betina yang berasal dari tongkol yang sama. Benih komposit dapat digunakan secara berulang (3-4 kali), kurang responsif terhadap pemupukan.
3. Benih hibrida : terdapat 2 jenis benih hibrida: hibrida silang tunggal dan hibrida 3 jalur. Hibrida silang tunggal adalah benih hibrida yang dihasilkan dari 2 varietas, sedangkan hibrida 3 jalur dihasilkan dari hasil persilangan 2 varietas dengan varietas lain yang memiliki sifat unggul yang tidak dimiliki oleh hasil persilangan pertama. Benih hibrida adalah benih unggul yang hanya dapat digunakan sekali saja dan responsif terhadap pemupukan.
Output
Produktivitas jagung dari benih lokal sangat rendah, hanya berkisar 1,5 - 2 ton per hektar.
Produktivitas jagung dari benih komposit adalah sekitar 7-8 ton/hektar, umurnya 95-105 hari, dan pertumbuhannya sering tidak seragam. Benih komposit relatif lebih adaptif terhadap kondisi tanah masam dan toleran terhadap kekeringan.
Benih hibrida memiliki potensi produksi jauh lebih tinggi dibandingkan dengan benih komposit yaitu 10-12 ton perhektar. Umurnya juga lebih pendek (kurang dari 90 hari) sehinga potesial untuk meningkatkan IP (Indek Penanaman).
Varitas Produk Padi
Input
Penggunaan varietas unggul memiliki peran dalam peningkatan produktivitas yaitu produksi persatuan luas dan ketahanannya terhadap hama dan penyakit.
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih varietas, antara lain:
• kesesuaian tanah dan iklim
• daya toleransi terhadap hama, penyakit, kekeringan, keasaman tanah
• pola tanam dan tujuan penanaman
• kesukaan (preferensi) petani terhadap karakter jagung seperti umur tanaman dan warna biji
Proses : Penentuan Jenis Varitas
• Membaca informasi varietas padi
• Menyesuaikan varietas yang dipilih dengan kondisi lingkungannya
• Menyesuaikan varietas yang dipilih dengan kondisi air di lahan. Untuk lahan rawan banjir sebaiknya pilih varietas yang tahan terhadap rendaman air, dan tahan roboh. Contoh:
inpari 29, inpari 30 ciherang Sub-1. Untuk lahan yang rawan kekeringan sebaiknya pilih varietas yang tahan terhadap kekeringan dan yang berumur pendek. Contohnya : inpari 10, inpari 38, inpari 39, inpari 40
• Menyesuaikan varietas yang dipilih dengan kondisi hama dan penyakit. Jika ada serangan hama tertentu maka pilihlah varietas yang tahan terhadap hama tersebut. Hal ini untuk mengurangi penggunaan pestisida sintetis agar lebih hemat dan mengurangi resiko turunnya hasil panen akibat serangan hama. Contoh: untuk wereng coklat bisa memilih varietas inpari 13, inpari 31, inpari 33.
• Membudayakan untuk melakukan pergiliran varietas. Kegiatan pergilirian varietas ditujukan untuk menekan serangan hama yang terjadi di musim sebelumnya agar pada musim selanjutnya berkurang.
• Menyesuaikan varietas yang pilih dengan minat konsumen. Konsumen memiliki minat yang beragam terhadap tekstur beras setelah diolah, aromanya, pulen atau tidaknya, warnanya dan kandungannya seperti beras hitam, beras merah, ataupun beras ketan. Identifikasi minat pasar terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk menanam varietas tertentu.
Output
Padi Padjadjaran – Inpari 5
• Asal seleksi: IR66 / Inpari 5
• Golongan: Cere
• Usia: 90 hst
• Tinggi: 97 cm
• Daun bendera: agak tegak
• Bentuk tanaman: agak tegak
• Bentuk gabah: ramping
• Warna gabah: kuning jerami
• Warna beras: coklat muda
• Kerontokan: sedang
• Kerebahan: tahan
• Tekstur nasi: pulen
• Berat 1000 gram: 26 gram
• Rata-rata: 7,8 ton / ha
• Potensi hasil: 11 ton / ha
• Peluncuran: Mei 2018
• SK Mentan: 321/Kpts/TP.010/05/2018
Padi Mustajab
• Jenis: Inbrida
• Asal: Padi lokal Jembar
• Bentuk tanaman: tegak
• Tekstur nasi: pulen
• Daun bendera: tegak
• Kerebahan: tahan
• Rata-rata hasil: 7,8 ton / ha
• Potensi hasil: 10 ton / ha
• Tahun peluncuran: 2017
Padi Siliwangi
• Golongan: Cere
• Umur : 95 hst
• Tinggi : 111 cm
• Kerebahan: Tahan
• Tekstur Nasi: Pulen
• Bentuk Gabah: Panjang Ramping
• Warna Beras: Coklat Muda
• Kerontokan: Sedang
• Berat Gabah: 26,4 gram/1000 bulir
• Rata-rata Hasil: 7,4 ton/ha
• Potensi Panen: 10,7 ton/ha
• Kelebihan: Tahan blas ras 033, 073, 133 dan hawar daun bakteri strain III, Agak tahan terhadap wereng coklat biotipe 1, 2, dan
• Kelemahan: Rentan HDB strain IV & VIII
• Anjuran Tanam: Penanaman pada sawah irigasi dataran rendah hingga 600 mdpl
• No. SK Mentan: 326/Kpts/TP.010/05/2018
• Tahun Peluncuran: 2018
Padi Inpari 42
• Asal-Usul: Seleksi Huangxinzhan dengan Fenghuazhan
• Tipe: Cere
• Usia panen: 112 hari
• Tinggi tanaman: 93 cm
• Bentuk tanaman: tegak
• Bentuk gabah: ramping
• Kerontonkan: sedang
• Kerebahan: tahan
• Bentuk daun: tegak
• Tekstur: pulen
• Kadar amilosa: 18,84%
• Berat 1000 butir: 24,41 gram
• Potensi hasil: 10,58 ton / ha
• Ketahanan hama: wereng coklat
• Ketahanan penyakit: hawar daun, virus tungro, dan blas daun
• Lokasi yang cocok: 0-600 mdpl
• Tahun peluncuran: 2016
Padi Cakrabuana
Padi cakrabuana agritan merupakan salah satu padi yang dihasilkan dengan proses nuklir. Prosesnya yakni dari inpari 13 yang diradiasi dengan sinar gamma Co60 dosis 0,1 kGy. Menghasilkan sebuah padi unggulan dengan hasil beras panjang ramping dan pulen.
• Usia: 87 hst
• Tinggi tanaman: 105 cm
• Batang: tegak
• Bulir: ramping memanjang
• Warna beras: putih agak coklat muda
• Kerebahan: sedang
• Kerontokan: sedang
• Tekstur nasi: pulen
• Potensi hasil: 10,2 ton / ha
• Ketahanan: blas, dan wereng
• Tahun peluncuran: 2018
Padi Inpari 30
Padi inpari 30 atau disebut juga sebagai padi inpari 30 ciherang sub 1 berasal dari persilangan ciherang dan ir64 sub 1. Salah satu benih padi unggul 2019 ini memiliki potensi hasil hingga 9,6 ton / ha. Rasa nasi juga sangat pulen serta enak karena berasal dari keturunan yang terbukti enak.
Mapan P-05
Jika anda menginginkan padi hibrida unggulan berkualitas, maka mapan P 05 merupakan solusi yang terbaik. Di berbagai daerah luar jawa seperti Kalimantan dan Sumatra sudah banyak yang beralih ke padi hibrida ini. Keunggulan utamanya adalah bobot tiap gabah yang tinggi dengan potensi hasil 9,5 ton / ha.
Padi Inpari 45 Dirgahayu
Karena telah mencapai urutan ke 45, maka dinamakanlah padi inpari 45 Dirgahayu sebagai nama bibit padi unggul terbaru. Padi hasil dari persilangan Cibogo dengan Ciherang yang diluncurkan tahun 2019 ini memiliki potensi hasil 9,5 ton / ha. Padi ini bahkan cocok ditanam di ketinggian 0 hingga 600 mdpl.
Mantap
Padi mantap merupakan padi terbaru yang berasal dari persilangan Bio 12 dengan RHS412-1CX-20X-02H . Varietas mantap menjadi benih padi paling unggul untuk musim hujan. Potensi hasil hingga 9,1 ton / ha dengan rata-rata hasil 7,2 ton / ha. Padi mantap juga tahan wereng sertah hawar daun bakteri.
M400
Produk dari m-tani ini benar-benar layak diacungi jempol. Dengan hasil hingga 400 bulir / malai menjadikan jenis padi ini bisa memiliki potensi hasil hingga 9 ton / ha. Selain usianya pendek yakni 90 an hst, menjadikan sebagai bibit padi unggul cepat panen.
Itulah beberapa jenis bibit padi unggul terbaik dari berbagai jenis yang layak tanam tahun 2019 ini. Mulai dari varietas ataupun galur, inbrida ataupun hibrida, keluaran pemerintah maupun keluaran institut, padi berumur panjang hingga berumur pendek, padi 2 meter maupun padi pendek, varietas padi yang cocok untuk musim penghujan ataupun kemarau, yang pasti semuanya jenis padi yang paling banyak hasilnya.
Ciherang
• Komoditas: Padi Sawah Irigasi
• Tahun: 2000
• Anakan Produktif: 14-17 batang
• Anjuran: Cocok ditanam pada musim hujan dan kemarau denan ketinggian di bawah 500m dpl
• Asal Persilangan: IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-3-1//IR19661-131-3-1-///IR64/////IR64
• Bentuk Gabah: Panjang ramping
• Bobot: 1000 butir = 27-28 gr
• Dilepas tahun: 2000
• Golongan: Cere
• Hasil: 5-8,5 t/ha
• Nomor Pedigri: S3383-Id-Pn-41-3-1
• Tahan Hama: Wereng coklat biotipe 2 dan 3
• Tahan Penyakit: Bakteri Hawar Daun (HDB) strain III dan IV
• Tekstur Nasi: Pulen
• Tinggi Tanaman: 107-115 cm
• Umur Tanaman: 116-125 hari
• Warna Gabah: Kuning bersih