Manajemen pemupukan N meliputi:
• takaran pemberian pupuk N
• waktu dan cara pemberian
• keseimbangan N dengan hara lain
• penggunaan bahan organik dan pengembalian biomassa tanaman (daur ulang hara)
• pemanfaatan tanaman legum untuk menambat N dalam sistem rotasi tanaman
Proses
Takaran Pupuk:
Takaran pupuk dapat berbeda antarlokasi dan musim karena adanya perbedaan sifat tanah dan peluang hasil yang dapat dicapai. Takaran pupuk N untuk tanaman jagung dapat ditentukan dengan
1) berdasarkan hasil analisis tanah dikaitkan dengan target/peluang hasil
2) menggunakan perangkat lunak Pemupukan Jagung Spesifik lokasi / Nutrient Expert (NE)
3) menggunakan bagan warna daun (BWD).
Output
Standar pemupukan untuk memperoleh hasil minimal 5-6 t/ha adalah:
• 60 kg N/ha bila kandungan C-organik tanah rendah
• 33 kg N/ha bila kandungan C-organik tanah sedang
• 5 kg N/ha bila kandungan C-organik tanah tinggi
Dengan menerapkan pengelolaan tanaman yang optimal dan varietas hibrida dengan peluang hasil 9-13 t/ha, takaran pemupukan N adalah sebagai berikut:
• 160 –260 kg/ha untuk tanah dengan kadar C-organik rendah
• 133–233 kg/ha untuk tanah dengan kandungan C-organik sedang
• 105–205 kg/ha untuk tanah dengan kandungan C-organik tinggi.
Manajemen Pemupukan Padi
Manajemen Pemupukan Padi
Input
Pupuk Urea adalah pupuk kimia mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih.
Pupuk NPK adalah sebuah vitamin tanam buatan yang bisa dibuat dalam dua bentuk, yaitu padat dan cair.
Proses
• Menambahkan sejumlah hara dari yang tersedia di tanah dengan memberikan pupuk agar kebutuhan nutrisi tanaman terpenuhi
• Dosis pemupukan yang tepat tidaklah cukup membuat tanaman tumbuh dengan optimal. Waktu yang tepat untuk pemupukan memiliki peran yang tidak kalah pentingnya. Jika terjadi keterlambatan dalam pemupukan, maka manfaat dari pupuk tersebut tidak dapat digunakan dengan baik oleh tanaman.
• Waktu pemupukan pada tanaman padi adalah :
a. Pemupukan ke-1: dilakukan pada umur 7-10 HST terdiri dari 37,5-40% pupuk urea dan 50% NPK dari rekomendasi pemupukan setempat.
b. Pemupukan ke-2: dilakukan pada umur 21-25 HST dengan dosis dan komposisi pemupukan seperti pada pemupukan pertama.
c. Pemupukan ke-3 dilakukan pada umur 30-35 HST jika diperlukan yaitu jika warna daun kurang hijau dipupuk dengan sisa urea yaitu 20-25% dari dosis rekomendasi.
Output
• Agar proses fisiologi dan metabolism berjalan dengan baik. Keseimbangan atara unsur nitrogen (V) , phospat (P) dan Kalium (K) sebagai unsur makro mutlak diperlukan.
• Kelebihan pemupukan N seperti terkandung pada urea akan berakibat tanaman menjadi lebih herbaceous (lunak berair), hal ini akan membuat tanaman lebih peka/rentan terhadap hama dan penyakit. Kelebihan N akan memicu tanaman menyusun senyawa protein yang diperlukan oleh hama dan penyakit.
• Pemberian pupuk NPK dengan dosis 300 kg/ha dapat menghasilkan tinggi tanaman tertinggi sekitar 128,44 cm dan jumlah anakan terbanyak sekitar 12,7 anakan.
• Pemberian pupuk urea dengan dosis 200 kg/ha dapat menghasilkan jumlah anakan tertinggi pada umur 85 HSS (Hari Setelah Sebar) sebesar 11,54 rumpun. Kondisi ini menandakan bahwa pupuk majemuk (NPK) mempunyai tingkat efisiensi penyerapan N lebih baik karena diberikan bersama P dan K (Fairhurst dkk, 2007)
• Pemberian pupuk NPK dengan dosis 300 kg/ha dapat memberikan hasil tertinggi sebesar 5,78 ton/ha.
(Catatan: Diolah dari berbagai sumber)